Minggu, 28 November 2010

STRAWBERRY PASOKAN PASARNYA KEWALAHAN TANAMAN strawberry, merupakan salahsatu jenis buah-buahan yang menjadi komoditas ekspor sejak lama. Karena selain bahan makanan eksklusif, buah antik ini juga sebagai bahan baku utama bagi industri makanan dan minuman dunia. Sehingga setiap harinya, permintaan strawberry untuk pasar eksklusif, dan industri lokal maupun mancanegara mencapai puluhan ton. Hanya sayangnya, kesempatan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh para praktisi pertanian Indonesia. Padahal bila melihat pontensi lahan pertanian kita, sangat cocok untuk pengembangan industri strawberry. Sampai saat ini, jumlah petani yang menanam tanaman strawberry di sentra-sentra pertanian yang tersebar di Indonesia masih bisa dihitung dengan jari, dan itu pun masih memproduksi dengan skala kecil. Padahal jumlah permintaan, untuk memenuhi pasar dan industri minuman lokal saja yang setiap harinya minta dipasok sampai 13 ton atau 40 ton per bulan lebih belum terpenuhi. "Industri dan pasar swalayan, yang ada di kota-kota besar di Jawa Barat saja setiap harinya minta dipasok tidak kurang dari 1 ton lebih, bahkan bila pada bulan-bulan tertentu sampai 3 - 4 ton/hari. Sedangkan yang kami pasok paling banyak hanya baru sekitar 200 kg - 300 kg," aku Lili (39) salah seorang petani dan penampung buah strawberry yang telah dikontrak oleh beberapa industri dan pasar-pasar swalayan di Jawa Barat. Bila melihat permintaan yang begitu tinggi, maka peluang untuk mengembangkan tanaman strawberry sangat terbuka luas. Karena di samping kondisi lahan pertanian sangat subur, juga mengembangan bibit bisa dilakukan secara sendiri. Mengingat pembibitan tanaman ini sangat mudah, dan tidak perlu menggunakan alat dan bahan yang canggih. Secara manual pun bisa. Tanaman ini di samping memproduksi buah, juga bisa sambil mengembangkan tunas-tunas baru sebagai bakal anakan yang menjadi bibit. Sehingga, penanaman strawberry secara agrobisnis akan sangat menguntungkan. Selain dapat panen buah, juga bisa melakukan panen bibit secara berkala. Untungnya lagi, meski investasi penanaman cukup besar, keuntungan yang diperoleh pun cukup besar pula. Bayangkan saja, masa panen, baik buah maupun bibit bisa sampai delapan bulan. Bahkan jika pemeliharaan lebih baik lagi, panen bisa sampai satu tahun lebih. Strawberry, termasuk jenis tanaman buah-buahan yang merambat dan berkembangbiaknya tidak jauh berbeda dengan tanaman lalaban jenis "antanan". Tinggi pohonnya antara 20 cm - 30 cm, memiliki bunga dan daun cukup lebat. Bentuk daun bulat dengan warna hijau tua. Warna buah ketika masih muda putih bersih, dan merah menyala bila telah matang. Masa pertumbuhan sampai menjelang panen pertama hanya dua bulan. Bobot buah antara 10 gr - 20 gr. Masa panen, bila telah dilakukan panen pertama dan kedua, untuk masa panen berikutnya hanya berselang satu hari. Sehingga dalam satu minggu, bisa panen tiga sampai empat kali. Dari satu hektar kebun strawberry, paling banyak menghasilkan 300 kg pada setiap kali panen. Namun bila pemeliharaannya maksimal bisa lebih. Harga buahnya, baik di pasar lokal maupun pasar dunia relatif stabil. Bahkan akhir-akhir ini, karena pasokan dari petani kurang, apalagi ditambah datangnya musim hujan harga borongan meningkat cukup tinggi. Untuk kualitas super harga borongan mencapai Rp 30.000,00 - Rp 40.000,00/kg, sedangkan kualitas A-B antara Rp 25.000,00 - Rp 30.000,00. Harga kualitas C paling tinggi hanya Rp 10.000,00. Biasanya strawberry kualitas C, telah dibeli kontrak oleh industri makan dan minuman. Peredaran Terbatas Buah strawberry, dari dulu hingga sekarang, masih menjadi bahan makanan eksklusif yang disukai semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orangtua. Karena memiliki penampilan buah cukup menawan dengan rasa cukup manis. Mengingat harganya masih tergolong tinggi, maka peredaran buah strawberry masih terbatas pada pasar-pasar swalayan yang berada di kota-kota besar saja. Sehingga yang mengkonsumsinya pun masih dari kalangan menengah ke atas. "Di luar negeri tanaman ini dijadikan sebagai tanaman pot yang sangat eksklusif. Sehingga, di sana dijadikan sebagai tanaman cendera mata (souvenir) pada suatu pesta perkawinan, ulang tahun. Bahkan di Eropa dan Amerika, untuk menyatakan cinta diungkapkan tidak dengan bunga lagi, melainkan dengan tanaman strawberry yang tengah berbuah matang. Hal ini, di sana lagi ngetren," tutur Ir. Pebe Claudia T, pemilik kebun hidroponik strawberry dari Ciburial Lembang Bandung. Investasi yang dibutuhkan dalam penanaman strawberry untuk satu hektar cukup tinggi. Untuk pemeliharaan maksimal bisa sampai Rp 200 juta lebih. Padahal sebenarnya, kalau berminat bisa juga dikembangkan dalam lahan sempit dengan modal yang kecil. Petani tradisional, umumnya selain tidak banyak memiliki modal juga karena keterbatasan informasi pasar produksi strawberry. Maka beralasan sekali, bila sampai saat ini masih banyak petani yang enggan untuk mengembangkan agrobisnis strawberry. Mereka lebih senang menanam komoditas sayur-sayuran, meski memiliki pasar yang fluktuatif. Untuk itu, Lili salah seorang petani dan penampung strawberry dari Kp. Ciburial Cibogo, Lembang Kabupaten Bandung, mengajak kepada para petani untuk mengembangkan tanaman strawberry secara bersama-sama. Mengingat ia telah menjalin kontrak kerja sama, dengan berbagai industri dan pasar swalayan, sehingga pemasarannya telah ditunggu konsumen. Sedangkan jumlah pasokan, sampai saat ini masih jauh dari mencukupi. "Sampai saat ini, saya merasa kewalahan memenuhi permintaan dari berbagai perusahaan yang minta dikirim buah strawberry dalam jumlah cukup besar. Bayangkan saja, mereka minta dikirim minimal 1 ton per hari. Sedangkan saya sendiri hanya mampu memproduksi maksimal 100 kg dari lahan yang dimiliki," jelas ayah berputra tiga ini kepada "Mitra Bisnis" di kebun strawberry miliknya, sambil berharap ajakannya itu diikuti oleh para petani lain baik pemula maupun yang sudah rutin.- TEKNIK BUDIDAYA STRAWBERRY MENANAM strawberry, sebetulnya tidak sulit. Tanaman ini tidak terlalu manja. Sebab tanaman ini termasuk jenis tanaman lokal yang tumbuh sejak lama, meski akhir-akhir ini telah banyak berdatangan bibit impor yang berkualitas. Namun meski begitu, strawberry bibit lokal mampu bersaing, karena pertumbuhannya lebih cepat. Selain itu, bibit lokal mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan. Sedangkan pertumbuhan bibit impor, agak sedikit terganggu, mengingat umumnya bibit tersebut telah biasa tumbuh pada iklim subtropis. Sedangkan iklim yang kita miliki, iklim tropis. Tanaman ini, dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki suhu 18 derajat celcius ke atas. Dan bisa dikembangkan pada lahan pertanian terbuka dan hidroponik. Hanya saja, dalam pertanian sistem hidroponik jumlah investasi yang ditanam cukup besar. Sehingga, di Indonesia jarang petani yang berani menanam strawberry dengan sistem ini. Padahal kualitas buahnya, bila ditanam secara hidroponik lebih bagus, dan hasilnya memuaskan. Tanaman ini dapat tumbuh subur pada dataran rendah, menengah sampai dataran tinggi. Atau mulai dari ketinggian 400 dpl (di atas permukaan laut), sampai 1.000 meter dpl. Daerah yang potensial untuk penanaman buah merambat ini, di antaranya untuk dataran rendah Subang dan sekitarnya, Bekasi, Karawang dll. Hanya saja, untuk penanaman pada dataran rendah lebih mengintensifkan masalah pengairan. Sedangkan untuk penanaman dataran tinggi cukup banyak seperti daerah Lembang, Bandung, Cipanas Cianjur, Garut, Gunung Dieng dan daerah lainnya. Untuk memperoleh bibit strawberry, hingga saat ini sangat mudah, karena biasanya petani yang menanam strawberry umumnya selain memproduksi buah juga memproduksi bibit secara bersamaan. Harga bibit yang dijual petani cukup variatif tergantung varietas, usia bibit dan bentuk polybag-nya. Namun yang telah banyak diperjualbelikan petani, di antaranya terendah Rp 1.000,00 - Rp 3.000,00/pohon. Tetapi harga bibit untuk ditanam di lahan produksi, harganya sekitar Rp 1.000,00 - Rp 1.500,00/pohon. Sedangkan harga bibit yang mencapai Rp 3.000,00/pohon, biasa untuk penanaman hobi. Kultur Jaringan Pembibitan yang lebih baik, dan cepat panen diambil dari pembibitan dengan sistem kultur jaringan. Sebab bibit dari cara ini, selain pertumbuhannya cukup baik juga masa menjelang panen pertama lebih singkat, bila dibandingkan dengan pembibitan dari biji. Maka tak heran bila bibit dari kultur jaringan, lebih banyak diminati petani, karena selain praktis juga efisien dalam pemeliharaannya. Selain itu, relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Persiapan lahan produksi, baik pada lahan terbuka mapun sistem hidroponik sebetulnya tidak jauh berbeda. Hanya yang membedakan dalam sistem kebun hidroponik, perlu membangun green house. Langkah pertama dalam pengolahan, terlebih dahulu lahan dibersihkan dari semua tumbuhan liar. Kedua, lahan bajak bisa menggunakan cangkul secara manual atau traktor. Ketiga, untuk mensterilkan tanah setelah dicangkul lahan dialiri air sampai semua permukaan tanah terendam air. Biarkan selama satu bulan lebih. Keempat, setelah satu bulan, kemudian lahan dikeringkan kembali selanjutnya taburi kapur, maksudnya untuk mengembalikan tanah pada tingkat normal. Kelima, buatkan bedengan dengan lebar antara 80 cm sampai 100 cm, sedangkan panjangnya tergantung kondisi tanah atau maksimal 10 meter. Keenam, pada permukaan bedengan taburkan pupuk kandang dengan perbandingan untuk satu ha minimal 20 ton, lebih banyak lebih baik. Ketujuh, bedengan yang telah diberi pupuk, kemudian disiram dan taburi dengan Urea, TSP, KCL. Setelah itu, tutup dengan mulsa plastik silver dasar hitam. Pemasangan mulsa selain untuk mengantisipasi hama, juga untuk meningkatkan kualitas buah. Sedangkan kedelapan, lahan setelah selesai ditutup mulsa biarkan selama 1 - 2 minggu agar unsur hara larut. Kesembilan, bibit siap ditanam pada mulsa yang telah dilubangi dengan jarak 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Biarkan tanaman sampai usia 1 bulan. Setelah bibit mencapai usia satu bulan, baru diberi obat dan pupuk semprot dengan dosis sesuai. Masa pertumbuhan dua bulan, setelah dua bulan panen pertama bisa dilakukan. Hama yang sering menyerang tanaman strawberry di antaranya, jamur yang menyerang buah, bunga dan daun. Cara mengatasinya dengan menyemprot obat-obatan semprot berbagai merk dan jenis yang mudah didapat di toko-toko saprotan. Hama lain di antaranya, ulat, lalat, virus daun dll. Pengendaliannya bisa diatasi dengan pegasus, confidor dll.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut